Search

Minggu, 09 November 2014

ISTILAH PENTING UNTUK DIPAHAMI

KOSA KATA DALAM FILSAFAT
 
Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa yunani “ontos: ada atau keberadaan” dan “logos: ilmu atau pengetahuan” yang berarti ilmu tentang sesuatu yang ada. Secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realiti baik itu berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ontologi ini adalah cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat makhluk hidup.
Pertama kali istilah antologi ini diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1936 M untuk menamai hakikat sesuatu yang bersifat metafisis. Kemudian dalam perkembangannya istilah antologi ini diartikan sebagai metafisika umum.
Menurut Bagus (2000: 764-767), ontologi ini menyelidiki dan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang ada atau tidaknya sesuatu. Contohnya “apakah bilangan itu nyata?”, “apakah pikiran itu nyata?”, dll.

Metafisika
Secara etimologis, kata metafisika ini berasal dari bahasa Yunani meta ta physika yang berarti hal-hal yang terdapat sesudah fisika.
Metafisika adalah suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat pikiran, dan hakikat zat dengan pikiran. Metafisika ini ada dua, ada yang dikenal metafisika umum (ontologi) dan ada juga yang disebut metafisika khusus.
Metafisika khusus meliputi teologi metafisik, filsafat antropologi, dan kosmologi.
1. Teologi metafisik berhubungan erat dengan ontologi, karena cabang filsafat ini menyelidiki apa yang dapat dikatakan tentang adanya Allah, lepas dari agama, lepas dari wahyu.
2. Filsafat antropologi merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang manusia. Ia berupaya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti “apakah manusia itu?”, “apakah hakekat manusia itu?”.
3. Kosmologi merupakan cabang filsafat yang memandang alam sebagai suatu totalitas dari fenomena dan berupaya untuk memadukan spekulasi metafisik dengan evidensi ilmiah di dalam suatu kerangka yang koheren. Hal-hal yang biasa disorot dan dipersoalkan dalam kosmologi adalah mengenai ruang dan waktu, perubahan, kebutuhan, kemungkinan-kemungkinan dan keabadian, dengan menggunakan metode yang bersifat rasional. Dalam perkembangannya, cabang filsafat ini banyak memberi bantuan bagi ilmu-ilmu alam.

Epistimologi
Berasal dari kata episteme yang berarti pengetahuan dan logos berarti ilmu atau teori. Jadi epistemologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal-usul pengetahuan, struktur, metode dan validitas pengetahuan, bila direnungkan maka dapat dipahami bahwa prinsipnya epistemologi adalah bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan dan batas-batas, sifat, metode dan keahlian pengetahuan.

Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, axios dan logos. Axios yang berarti sesuai atau wajar dan logos yang berarti ilmu atau teori. Menurut Jujun S.Suriasumantri aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Aksiologi ini mempertanyakan bagaimana cara manusia menggunakan penalaran otak yang luar biasa sehingga perkembangan ilmu itu sudah sejak dulu diarahkan dalam tahap-tahap pertumbuhannya.
Jadi, dapat disimpulkan aksiologi merupakan cabang filsafat ilmuyang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.

Etika
Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk jamaknya Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Menurut Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat, etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Menurut Drs. H. Burhanudin Salam, etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Selanjutnya menurut K. Bertens, dalam buku berjudul Etika, 1994. yaitu secara umumnya sebagai berikut:
1. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat
baikatau buruk sebagai akibatnya.
2. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya.
3. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.
4. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etika adalah salah satu cabang filsafat tertua yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Kajian etika ini lebih fokus pada perilaku, norma dan adat istiadat.

Estestika
Istilah estetika diperkenalkan oleh seorang filsuf Jerman bernama Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762) lewat salah satu karyanya. Menurutnya, estetika merupakan ilmu pengetahuan tentang keindahan. Secara etimologis (bahasa), kata estetika berasal dari kata dalam bahasa Yunani aesthesis yang berarti pengamatan, pencerapan inderawi atau pemahaman intelektual.
Oleh karena itu sebagai salah satu cabang filsafat ilmu, estetika mempersoalkan dan membahas tentangdefenisi, susunan, dan peranan keindahan khususnya dalam bidang seni. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa keindahan merupakan objek dari estetika.

Empiris
Menurut KBBI, empiris merupakan kata sifat yangberdasarkan pengalaman (terutama yg diperoleh dari penemuan, percobaan, dan pengamatan yang telah dilakukan)
Dalam filsafat ilmu, salah satu konsep mendasarnya adalah empirisme, atau ketergantungan pada bukti. Empirisme sendiri adalah suatu aliran dalam filsafatyang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggrisdengan tiga eksponennya adalah David Hume, George Berkeleydan John Locke. Di sini, pernyataan ilmiah berarti harus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman. Hipotesa ilmiah dikembangkan dan diuji dengan metode empiris, melalui berbagai pengamatan dan eksperimentasi. Setelah pengamatan dan eksperimentasi ini bisa selalu diulang dan mendapatkan hasil yang konsisten, hasil tersebutbisa dianggap sebagai bukti yang dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam.

Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita. Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat.
Menurut (The Liang Gie.2000:21) logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara penalaran yang betul (corret reasoning), agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir itu harus di katakana suatu cara tertentu.

Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang menurut alur tertentu dalam menarik suatu kesimpulan. Penalaran ini berbeda dengan logika, hal inidikarenakanlogika adalah ilmu yang mempelajari pikiran melalui bahasa dan logika ada ketika telah terjadinya penalaran yang dianggap baik atau buruk atas suatu pernyataan,

Pengetahuan
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia. Secara etimolagi pengetahuan yang dalam bahasa inngris yaitu knowledge berarti kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara terminologi, menurut Drs. Sidi Gazaliba pengetahuan adalah apa yang di ketahui atau hasil dari pekerjaan tahu. Maksud pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf mengerti dan pandai. Jadi semua pengetahuan itu adalah milik dari isi pikiran dan pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
Loren Bagus dalam kamus filsafat menjelaskan bahwa pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.

Ilmu
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang bersifat empiris, sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Jadi perbedaan antara pengetahuan dan ilmu adalah jika pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Sedangkan ilmu (science) adalah pengetahuan yang bersifat positif dan sistematis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar harus membangun