
BAB I
KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
Ilmu dan Fisafat.
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan
rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat
didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita
belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan
pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini.
Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita
sendiri, apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu? Apakah
cirri-cirinya yang hakiki yang membedakan ilmu dengan
pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu? Dsb.
Filsafat: Peneratas Pengetahuan. Disini
berarti bahwa filsafat merupakan langkah awal untuk mengetahui segala
pengetahuan. Sekiranya kita sadar bahwa filsafat adalah marinir bukan
pionir karena bukan pengetahuan yang bersifat merinci.
Bidang Telaah Filsafat. Filsafat
menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia.
Sesuai dengan fungsinya sebagai pionir dia mempermasalahkan hal-hal yang
pokok, terjawab masalah yang satu diapun mulai merambah pertanyaan
lain.
Cabang Cabang Filsafat. Adalah
Epistimologi (Filsafat Pengetahuan), Etika (Filsafat Moral), Etestika
(Filsafat Seni), Metafisika, Politik (Filsafat Pemerintahan), Filsafat
Agama, Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hokum, Filsafat
Sejarah Dan Filsafat Matematika.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu.
Kerangka Pengkajian Buku. Pada dasarnya buku ini mencoba membahas aspek ontologis, epistimologis dan aksiologis
keilmuan sambil membandingkan dengan beberapa pengetahuan lain. Dalam
kaitan-kaitan ini akan dikaji hakikat beberapa saran berpikir ilmiah
yakni, bahasa, logika, matematika dan statistika. Setelah itu dibahas beberapa aspek yang berkaitan erat dengan kegiatan keilmuan seperti aspek moral, sosial, pendidikan dan kebudayaan. Akhirnya buku ini ditutup dengan pembahasan mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah dengan harapan agar dapat membantu mereka yang berkarya dalam bidang keilmuan.
BAB II
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Penalaran
adalah berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Dengan
penalaran inilah manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat
dan mantap.
Hakikat Penalaran. Penalaran mempunyai ciri-ciri: proses berpikir logis dan analitis.
Logika didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih.
Sumber Pengetahuan, pada dasarnya terdapat dua cara kita mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu mendasarkan diri pada rasio atau disebut rasionalisme dan mendasarkan diri pda pengalaman atau disebut empirisme, namun masih terdapat cara lain yaitu intusi (pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu) dan wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh tuhan kepada manusia lewat perantara nabi-nabi yang diutusnya).
Kriteria Kebenaran:
- Teori Koherensi yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Misalnya bila kita
menganggap bahwa, “semua manusia pasti akan mati” adalah suatu
pernyataan benar maka pernyataan bahwa, “si polan adalah seorang manusia
dan si polan pasti akan mati” adalah benar pula karena kedua pernyataan
kedua adalah konsisten dengan pernyataan yang pertama.
- Teori Korespondensi yang ditemukan oleh Bertrand Russell (1872-1970). Suatu pernyataan dalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Misalnya jika seseorang mengatakan bahwa ibukota republik Indonesia adalah Jakarta maka pernyataan tersebut adalah benar sebab pernyataan itu dengan obyek yang bersifat faktual yakni Jakarta yang memang menjadi ibukota republik Indonesia.
- Teori Pragmatis dicetuskan oleh Charles S. Pierce (1839-1914). Suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
BAB III
ONTOLOGI: HAKIKAT APA YANG DIKAJI
Der Herr Gott wurfelt nicht!
(Tuhan tidak melempar dadu!)
Albert Einstein (1879-1955)
Metafisika adalah bidang telaah filsafati yang merupakan tempat brpijak dari setiap pemikiran filsafati termasuk pemikiran ilmiah.
Asumsi adalah anggapan berdasar pengetahuan yang ada.
Peluang adalah kemungkinan kejadian.
Batas-Batas Penjelajahan Ilmu adalah pengalaman manusia dan pengetahuan yang secara empiris telah diuji kebenarannya.
Cabang-Cabang Ilmu. Dua cabang utamanya yaitu:
- Filsafat alam yang kemudian menjadi ilmu-ilmu alam (the natural science)
- Filsafat moral yang kmudian menjadi ilmu-ilmu sosial (the social science)
BAB IV
EPISTIMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR
Pengetahuan
pada hakekatmya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu
obyek tertentu, termasuk kedalamnya adalah ilmu. Setiap jenis
pengetahuan mempunyai cirri-ciri spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistimologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun.
Metode Ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, langakah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Perumusan Masalah
- Penyusunan kerangka berpikir
- Perumusan hipotesis
- Pengujian hipotesis
- Penarikan kesimpulan.
Struktur Pengetahuan Ilmiah:
- Teori yang merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan.
- Hukum yang merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat.
- Prinsip yang dapat diartikan sebagai pernyataan yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi.
- Postulat yang merupakan asumsi dasar yang kebenarannya kita terima tanpa dituntut pembuktiannya.
DAFTAR PUSTAKA
S. Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar harus membangun